Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Kenapa Kita Jadi Mudah Membenci?

Beberapa tahun belakangan ini, lebih tepatnya sejak pilkada DKI Jakarta tahun 2012, entah karena permainan para peternak politik, sentimen SARA atau hanya sekedar ikut-ikutan, media sosial kita seperti Facebook dipenuhi oleh narasi-narasi yang didalamnya secara halus diselipi ujaran-ujaran kebencian atau setidaknya membangun untuk anti atau benci terhadap sesuatu. Bertambah tahun, narasi-narasi itu semakin frontal dan vulgar berseliweran di Sosmed kita, tidak hanya di Facebook tapi juga menyebar ke ruang chatting pribadi seperti Wahtsapp , orang-orang (yang kita kenal) dengan mudahnya mem- forward pesan-pesan berisi narasi "kebenaran" versi mereka sendiri, dan menganggapnya sebagai kebenaran tunggal, tidak sedikit pula narasi-narasi kebencian dan ke-antian di- forward dan disebarkan, tanpa peduli sebenarnya penerima pesan tersebut setuju atau tidak dengan isi pesan yang disampaikan. Entah karena perbedaan pandangan politik, beda ormas keagamaan, beda mahzab dst

BEK AMATIR

Tahu liga Inggris kan? Chelsea, MU, Arsenal, Lipervool dst.... Dulu waktu masih remaja sampai awal umur 20 an aku suka sekali nonton sepak bola terutamanya TIMNAS Indonesia, tapi karena terus-terus an kalah dan jarang menang nya aku jadi gak tertarik lagi nonton TIMNAS. Kemudian aku beralih ke liga Inggris, permainan nya cepat, wasit meniup peluit, pemain kemudian langsung menyerang dengan cepat, enak gak bikin ngantuk.... Tapi saat aku bertambah tua, ketertarikanku akan liga Inggris sedikit - demi sedikit berkurang, karena banyak alasan, sibuk kerja sambil kuliah dan sedikit agak depressi. Kemudian aku berpikir, cukup lama kenapa aku jadi gak suka nonton bola, setelah lama aku menganalisa, ternyata aku gak pernah jadi Striker dalam hidupku, aku selalu bertahan dibelakang dan mundur pada waktu yang tepat, aku tidak punya keberanian untuk menggiring bola ataupun pengalaman untuk menghindarinya aku hanyalah seorang BEK amatir.... Padahal dulu aku tergila - gila sekali de

Yang pergi akankah kembali?

Drama garapan KBS yang baru selesai tayang minggu kemarin ini adalah drama keluarga   yang terdiri dari 40 episode Berkisah tentang 5 saudara, kakak tertuanya bernama Poong San , dimana sejak SMA ketika ibunya meninggalkan Poong San dan keluarganya Poong San lah yang mengurus ke 4 adiknya. Saat menginjak usia 50 an Poong San menderita kanker hati dan memerlukan transplantasi hati Untuk bisa bertahan hidup, lalu siapakah diantara ke 4 saudaranya yang bersedia menjadi donor? Simak sendiri ya dramanya. Sebenarnya focus tulisannku kali mengenai sang adik bungsu yang bernama Whe Sang, kisah cintanya dengan seorang wanita kaya berakhir bahagia Whe Sang sendiri bekerja di bengkel, membantu kakak nya – Poong San, Whe San Cuma lulusan SMA dang gak punya apa-apa, saat muda dulu Dia bercita- cita untuk menjadi atlet baseball dan memang sudah bergabung di team baseball sekolah, tapi kemudian karena tidak punya biaya, dia Terpakasa meninggalkan cita-citanya untuk jadi pemain p

Ramai-Ramai Tentang Kata Kafir

Yang sedang ramai dan berseliweran di media sosial adalah mengenai salah satu hasil Bahtsul Masail NU di acara Munas Alim Ulama yang telah digelar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat. Digelar sejak Rabu, 27 Februari 2019 hingga Jumat, 1 Maret 2019. Setiap orang ramai-ramai berkomentar bahkan yang awam, gak pernah baca kitab-kitab fiqih klasik, gak ngerti feqih , gak ngerti ushul fiqih sama sekalipun ikut-ikutan komen, copy-paste ayat al-quran dan hadits disana sini, mereka kira kiyai-kiyai NU -kiyai-kiyai pesantren itu gak pernah baca Al-Quran dan gak ngerti hadits apa? hihihi Kadang sebagai orang awam, kita lupa kalau kita ini yaa awam, lupa... diri kita siapa dan maqom kita dimana? Yang sedikit saya pahami dari penjelasan nya KH Ma'ruf Khozin (PWNU Jatim) di status Fb nya adalah sebagai berikut : Terminologi dalam Kitab Fikih (klasik) kita ada Darul Islam  (Negara Islam) dan Darul Kuffar  (Negara Kafir) .  Sementara warga negara yang te

Demam Panggung

Hampir semua orang pernah mengalami kecemasan, takut, tidak berani ketika harus berbicara di depan umum atau didepan banyak orang. Hampir semua orang pernah merasakan nervous ketika harus berbicara didepan banyak orang yang menatap kita seperti mengintai, bahkan seorang ekstrover yang sangat suka berbicara diatas panggung sekalipun pernah mengalami demam panggung. Di Amerika ketakutan untuk bicara dihadapan banyak orang adalah hal yang umum dan cukup tinggi mengalahkan fobia-fobia umum yang basanya dialami seperti fobia ketinggian, atau takut akan kematian. Sosiobiologis Menurut Susan Cain dalam (baca  Quiet Hal. 134)  Berdasarkan tulisan seorang sosiobiologis  E.O.Wilson mengatakan bahwa dahulu ketika nenek moyang kita hidup dipadang rumput, saat mereka (manusia) diperhatikan dengan tajam hanya memiliki satu arti yaitu seekor hewan buas/predator sedang mengintai kita. Dan saat kita berpikir bahwa kita akan dimakan apakah kita akan tetap berdiri diam dan berbicara tegak dengan