Drama yang
menjadi Comeback nya Lee min ki setelah dia menyelesaikan wajib militernya.
Sebenarnya sebelumnya Lee min ki dikabarkan akan membintangi drama Tomorrow with you ( yang kemudian diperankan oleh Lee je hoon ^^) tetapi karena dia sempat mengalami musibah/
skandal dan tidak terbukti bersalah akhirnya dia baru bisa kembali berakting di
drama ini.
Drama ini
mengisahkan kehidupan orang-orang lajang usia 30 an di korea sana, dengan latar
belakang masalah-masalah sosial yang harus mereka hadapi di kehidupan korea
yang modern yang negaranya mulai maju tapi disisi lain menimbulkan masalah
sosial baru, dimana masyarakatnya jadi sangat materialistis (walupun tidak
semuanya), kesulitan mendapatkan tempat tinggal di kota besar (karena biaya
deposit dan sewa yang sangat mahal), tentang mimpi-mimpi yang sulit digapai
karena konon di sana pintar saja tidak cukup, harus cantik/ganteng dan yang
terpenting punya keluarga yang punya uang/ terdidik.
Bercerita
mengenai Oh Ji hoo seorang gadis lugu usia 30 an yang dibesarkan di keluarga
yang partriachal
dimana ayahnya percaya anak laki-laki adalah yang utama karena akan
meneruskan nama marga keluarga adalah anak laki-laki. Ji hoo berprofesi sebagai
seorang asisten penulis (walaupun sebagian orang di korea tidak percaya ada pekerjaan
seperti itu, hal ini bisa dilihat kemudian - ketika Ji hoo memutuskan untuk berhenti
menulis dan melamar kerja paruh waktu), Ji ho sendiri sebenarnya adalah lulusan
Universitas Seoul (salah satu universitas terkemuka di Korea) dan selama kuliah
dia mendapatkan beasiswa penuh, karena dia belajar dengan keras. Ji ho yang pintar
bisa mendapatkan pekerjaan yang pasti dan stabil di perusahaan besar, tetapi Ji
ho memilih untuk menjadi penulis drama sebuah pekerjaan yang tidak pasti, karena
dia merasa bahagia saat menulis, Ji-ho kemudian menghabiskan masa mudanya
menjadi seorang asisten penulis hingga akhirnya saat dia berusia 30an, tawaran
untuk menjadi penulis utama datang padanya, tapi kemudian projek itu pun
mengalami masalah dan Ji ho memutuskan untuk berhenti menulis karena hampir
diperkosa oleh asisten sutradara.
Ji Hoo
dibesarkan di Kota Namhae, sebuah kota pesisir yang sedang berkembang di Korea
(Drama ini juga disponsori oleh Kota Namhae). Disana Ji Hoo menghabiskan masa
mudanya bersama dua orang teman baiknya yaitu Ho-rang yang cantik tapi tidak
terlalu pintar dan seorang murid baru bernama So- ji yang tidak punya ayah dan dibesarkan oleh
ibunya yang penyandang disabilitas, So Ji pintar tetapi memiliki tempramen yang
buruk. Mereka bertiga akhirnya bisa kuliah dan merantau ke Seoul.
Keputusannya
untuk berhenti menulis membuat Ji ho harus kembali ke rumah orang tua nya di
Namhae, tetapi dia tidak ingin tinggal bersama ayahnya lagi. Ji ho pun ditawari
sebuah kamar sewa yang murah oleh temanya – Ho rang. Disinilah kisahnya
dimulai.
Pemilik
rumah yang kamarnya di sewa oleh Ji ho adalah Nam- Se hi (umumnya nama
perempuan) laki-laki 38 tahun, awalnya Ji ho mengira kalau pemilik rumahnya
adalah seorang perempuan karena memang dia belum pernah bertemu dengan sang
pemilik. Sementara itu Se hi sendiri mengira Ji ho (umumnya nama laki-laki)
adalah seorang laki-laki.
Se hi adalah
seorang pekerja kantor biasa di sebuah perusahaan IT yang mengembangkan Aplikasi kencan, milik sahabatnya yaitu Ma Sang gu.Se hi digambarkan
sebagai laki-laki introvert yang
pintar atau lebih tepatnya jenius dan sangat logic , dia selalu berbicara berdasarkan logika dengan landasan
teori yang mendukung, sebagian orang memandangnya sebagai orang yang aneh, terlalu kaku dan
pediam. Disisi lain dia adalah seorang pengamat dan pendengar yang baik.
Dalam suatu
episode (saya lupa episode berapa) Se hi berkata 3 hal yang bisa dia terima
dalam kehidupannya yaitu dirinya, kucingnya dan rumahnya ( yang belum lunas
kreditnya). Se hi berencana untuk tidak akan menikah dan menghabiskan masa
pensiunya di rumah bersama kucingnya. Se hi dan Ji hoo akhirnya memutuskan
untuk tetap melanjutkan kontrak sewa rumah walalupun sebenarnya penyewa yang Se
hi inginkan adalah laki-laki bukan perempuan, keputusan untuk tetap meneruskan
kontrak dikarenakan Se hi sudah merasa cocok dengan Ji hoo yang sangat telaten
dalam memberi makan kucinya, membuang sampah dan yang terpenting mereka berdua
sama-sama fans nya Arsenal.
Karena
tekanan dan gangguan dari ibunya, Se hi kemudian memutuskan untuk menikah. Suatu
malam ketika nonton bola bersama Se hi meminta Ji Hoo untuk menikah dengannya
--jika Ji hoo punya waktu luang-- . Ji hoo yang mengalami kesulitan karena
berhenti dari pekerjaannya, tetapi disisi lain dia tidak ingin kembali ke rumah
orang tua nya di Namhae, akhirnya menerima tawaran Se hi untuk menikah
dengannya. Dengan persyaratan tertentu dan bahwa pernikahan mereka akan
berakhir setelah dua tahun.
Bagi
sebagian orang kamar kosong di rumah Se Hi mungking hanya sebuah ruang kosong
biasa tapi bagi sebagian orang kamar itu sangat berharga untuk jadi tempat
tinggal, ditengah sulitnya mendapatkan tempat murah, aman dan memadai untuk
ditinggali, dan bagi Ji Hoo kamar kosong di rumah Se Hi itu sangat berarti.
Menurut pendapat Se Hi dirinya hanya mencoba membantu Ji hoo dengan cara dan
perjanjian yang legal karena mereka berdua saling bermanfaat satu sama lain, Ji
hoo butuh tempat tinggal, dan Se Hi sudah lelah digaggu oleh ibunya agar cepat
menikah disisi lain Se hi juga butuh tambahan uang untuk melunasi kredit rumah.
Because this is my first life, mengangkat
tema yang sebenarnya sudah umum di drama-drama korea yaitu pernikahan atau
relasi yang dibuat berdasarkan kontrak atau syarat tertentu dari kedua belah
pihak, tema seperti ini bisa dilihat dalam drama Full House (2004 : Song Hye
Kyo, Rain), Lie to me ( 2011 : Kang Ji hwan, Yoon eun hye), Mask ( 2014 : So
Ae, Joo ji hoon) dll.
Yang
membedakan drama ini dengan drama –drama lainnya yang bertema serupa adalah
tokoh-tokoh dalam drama ini adalah orang-orang biasa, anak-anak muda (yang
sebenarnya secara usia tidak muda lagi) yang berusaha menggapi cita-cita dan
kebahagiaan mereka - tidak ada chaebol (istilah
korea untuk menyebut orang kaya sejak lahir) atau orang kaya yang bisa
menuntaskan segala macam masalah seperti di drama-drama lainnya (termasuk Goblin). Bahkan tokoh Ma Sang gu, teman
baik Se hi yang seorang Ceo
perusahaan IT pun digambarkan sebagai orang biasa yang ( tidak kaya-kaya
banget) tumbuh di lingkungan keluarga yang bisa saja.
Alasan Se hi
dan Ji hoo melakukan pernikahan kontrak ini pun cukup masuk akal yaitu yang Ji
hoo butuhkan saat ini adalah tempat tinggl, dan Se hi bisa membantunya, mungkin
orang-orang menikah karena cinta, ketertarikan dsb, tapi yang Ji hoo butuhkan
saat ini adalah rumah, walaupun mungkin dimasa depan dia juga akan butuh cinta
atau kasih sayang dari pasangannya. Se hi yang diawal pernikahan menutup diri
dari Ji hoo, akhirnya mulai sering bicara dan memahami satu sama lain.
Ji hoo “Kita tidak akan bisa memhami orang
lain, jika kita tidak saling bicara “
Diawal
pernikahan mereka Ji hoo sempat merasa bahwa dirinya melampaui batas dan
menyangka bahwa dia dan Se hi adalah kita, saat itu Se hi merasa tidak nyaman
karena Ji hoo mengganti nama kucingnya dengan nama “woori” bisa berarti “ U-ri
( kita)”.
Kemudian
rasa ketidaknyamanan itu pun terselesaikan suatu ketika Se hi menolong Ji hoo
dari Bok nam (rekan kerja Ji hoo di Café Yolo) yang dicurigai sebagai
seorang penguntit, walau kemudian
diketahui ternyata Bok nam bukanlah seorang penguntit. Kejadian ini membuka
kembali komunikasi antara Ji hoo dan Se hi, Se hi mengerti bahwa Ji hoo marah
karena dirinya membuat jarak antara dirinya dan Ji hoo.
Suatu hari Ji hoo tidak sengaja menemukan buku kumpulan
puisi di lemari Se hi, buku yang sudah lama ingin Ji Hoo baca , dari buku
inilah terungkap bahwa Se hi sebenarnya bukan manusia robot yang kaku, Se hi
juga pernah jatuh cinta dan hampir menikah, ada sebuah catatan yang terselip di
buku itu kata-katanya seperti ini:
“untuk Se
hi, cintaku dan segalanya” (catatan diwal buku)
“Jangan
mencintai siapapun, kamu tidak berhak melakukannya, aku ingin kau tidak
bahagia” (catatan di kertas kecil)
Itu adalah
pesan terakhir dari pacarnya sewaktu kuliah sebelum akhirnya mereka berpisah.
Ketika hubungan Ji ho dan Se hi mulai dekat dan lebih dari sekedar penyewa
rumah dan pemilik rumah. Ji ho kemudian bertemu dengan Ko Min jung (umumnya nama laki-laki) seorang Ceo dari perusahaan yang memproduksi
drama –sebenarnya Ji hoo pernah bertemu dengan Min-jung secara tidak sengaja di
toilet caffee dan Min jung membantunya memakaikan anting hadiah dari Se hi.
Min jung
menawarkan Ji hoo untuk menulis drama sebagai penulis utama, tetapi Ji Hoo
menolak tawaran tersebut dengan alasan dia sudah menikah dan tidak menulis
lagi. Alasan Ji hoo menolak tawarannya terdengar hanya sebagai pengalihan saja
bagi Min jung dan terdengar menyedihkan, Min jung memnita Ji hoo untuk
mengatakan alasan sebenarnya jika Ji hoo sudah siap dan berkenan. Bahwa dia
hampir diperkosa oleh asisten sutradara ditempat kerja nya sebelumnnya akhirnya
Ji hoo beritahukan kepada Min jung, Min jung kemudian berkeknan membantu Ji hoo
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ji Hoo
sejak awal merasa familiar dengan Min jung she really adore her !, menurutnya Min jung adalah wanita yang
keren, wanita yang kuat tapi bukan kuat yang bisa menyakiti tapi melindungi.
Kemudian Ji hoo juga sadar kalau Min-jung adalah cinta pertamanya Se hi, tetapi
Min-jung bilang kalau dia sudah tidak mencintai Se hi lagi.
Sementara
itu Se hi belum mau menceritakan tentang Min jung kepada Ji hoo, dia tidak mau
pengalaman masa lalunya bisa menyakiti Ji hoo, dia tidak ingin hal itu mengubah
Ji hoo yang lugu.
Tekanan dari
ayah Se hi agar Ji hoo untuk segera memiliki Bayi dan tidak menulis lagi,
ditambah Se hii yang walaupun sikapnya sangat baik dan bertanggung jawab,
tetapi tidak pernah benar-benar pernah berkata bahwa dia menyukai Ji hoo,
membuat Ji Hoo sangat terbebani dan meminta untuk mengakhiri perjanjian
pernikahan dan sewa rumah mereka.
Sebenarnya
Ji hoo tahu kalau Se hi mencintai Ji hoo, tapi menurut Ji hoo Se hi masih belum
bisa membuka dirinya pada Ji hoo, sulit untuk bisa tahu apa yang Se hi
pikirkan, Ji hoo bahkan belum pernah melihat Se hi menangis, atau mengungkapkan
pendapat dari dirinya – pendapat yang
sebenarnya tentang sesutau hal.
Ji hoo tidak
mau menjadi jembatan antara Se hi dan kedua orang tuanya, penolakan ayah Se hi
atas pernikahan Se hi dengan wanita pilihannya 12 tahun yang lalu telah
menyakiti hati Se hi, penolakan itu telah membuat wanita yang ingin Se hi
nikahi menderita, Min jung terpaksa harus menggugurkan kandungannya, dan putus
sekolah, dia disingkirkan oleh ayah Se hi karena dia perempuan miskin dan orang
tuanya banyak hutang. Walau pun ayah Se hi berdalih itu semua demi melindungi
anaknya, Se hi masih terlalu muda saat itu. Penolakan itu telah membuat Se hi
membangun sebuah pintu dihatinya pintu kamar no 19 ( kamar yang tidak bisa
dimasuki orang lain, dan menjadi tempat rahasia bagi dirnya sendiri – dari
novel To room nineteen – Doris
Lessing).
Saya suka
tokoh Se hi yang dewasa, logis, teliti dalam merencanakan segala hal, bisa
diandalkan, bertanggung jawab, dan tentu saja lumayan ganteng, tapi disisi lain
saya juga benci Se hi yang kurang perasa walaupun sebenarnya tahu, Se hi yang
takut untuk menjalin hubungan lagi, Se hi yang takut pada dirinya sendiri karna
tidak mau menyakiti orang lain lagi, Se hi yang sebenarnya sadar kalau Ji hoo
menyukainya dan begitu pun dia menyukai Ji hoo, Se hi yang terlambat bicara
karena ternyata hati lebih cepat bergerak dari pada kata-kata.
Ketika Ji
hoo berbicara kepada ibu Se hi bahwa mereka berdua akan bercerai, ibu Se hi
membujuk agar Ji hoo bisa bersabar dan mempertahankan pernikahannya, dia berkata kalau laki-laki memang seperti itu,
seperti anak-anak walaupun sudah dewasa, dan kita tidak pernah tahu apa yang
mereka pikirkan, tugas wanita lah untuk membuat pernikahan itu berhasil. Memang
benar bahwa Ji hoo tidak dapat memahami apa yang Se hi pikirkan, tapi Ji hoo
tidak bisa sependapat dengan orang tua Se hi dalam hal lain. Bagi orang tua Se
hi dan banyak orang tua lainnya, pernikahan adalah hal yang sakral, menurut
mereka walaupun anak-anak muda zaman sekarang sangat egois, mereka Tapi bagi Ji
hoo yang sakral itu bukan pernikahan tapi cinta, disisi lain untuk pertama
kalinya Ji hoo sadar bahwa dirinya dan Se hi terlalu gegabah memutuskan untuk
menikah dan pernikahan tidaklah semudah yang mereka pikirkan, pernikahan
mungkin tidak sesakral yang dikirikan orang tapi pernikahan adalah yang tidak
bisa di anggap mudah, dan Ji hoo merasa malu karena siakapnya.
Yang Ji Ho inginkan adalah dia ingin mencintai Se
hi dengan sepenuh hatinya, tapi entah kenapa Ji hoo tidak tahu bagaimana
caranya ( permintaan ayah Se hi terlintas di kepala Ji hoo, bahwa perempuan harus
segera punya anak, karena Se hi sudah tidak muda lagi, dan pekerjaan tidaklah
penting bagi perempuan, ayah Se hi meminta Ji hoo untuk berhenti bekerja,
apalagi menulis naskah drama – itu sama saja meminta Ji hoo untuk menyerah pada
mimpinya) pernikahan membuat Ji hoo seperti terkunci didalam kamar No. 19 ,
pernikahan membuatnya merasa terkubur. Ji hoo merasa pernikahan yang
dijalaninya saat ini adalah sebuah sistem yang menyakiti cintanya pada Se hi.
Pernikahan
hal yang terdengar menakjubkan tapi juga menakutkan, karena pernikahan
menyangkut banyak hati, masalahnya
adalah semua perasaan orang-orang itu nyata dan semua perasaan mereka bagus dan
tulus, bagaimanapun hal yang kelihatannya bagus kehilangan bentuk aslinya jika mereka
terlalu terikat satu sama lain.
Dari drama
ini saya bisa melihat bahwa kehidupan di Korea terutama Seoul sangat mahal,
tokoh Ji hoo pernah bernarasi untuk dirinya sendiri bahwa hubungan dengan lawan
jenis (pacaran) bukanlah hal mudah kalau tidak punya uang, kita tidak dapat
membangun sebuah hubungan yang romantis tanpa biaya, dan dia tidak punya waktu
dan uang untuk itu. Orang tua korea juga
sangat mencintai anak-anak mereka terutama anak laki-laki dan inilah hal yang
sering saya lihat di drama-drama dan memang kenyataannya seperti itu, korea
adalah negara dengan tingkat harapan hidup anak perempuan paling tinggi di
dunia, sebaliknya orang-orang tua banyak yang mengalami depresi dan bunuh diri
karena tuntutan untuk membesarkan anak mereka dengan standar yang tinggi, biya
sekolah mahal, biya hidup mahal.
Saya juga
menyadari betapa tokoh-tokoh didalamnya terbebani dengan tradisi dan
peraturan-peraturan yang dibuat orang tua mereka ( mungkin masyarakat juga),
karena pernikahan menyangkut banyak perasaan banyak orang ( 2 keluarga) sering
kali untuk menjaga perasaan-perasaan itu membuat lelah pasangan yang menikah.
Ada sebuah
penyakit psikologis yang dialami menantu di korea (atau mungkin negara-negara
Asia termasuk Indonesia ) --- penyakit menantu yang baik--- hal ini bisa
dilihat saat Ji hoo walau terus tersenyum tapi kelelahan mengerjakan persiapan
upacara peringatan kematian leluhur keluarga Se hi, pekerjaan yang menurut Se
hi sebenarnya tidak perlu Ji hoo lakukan, karena ada kakak perempuan dan ibu Se
hii.
Tekanan
untuk segera punya anak juga membuat Ji hoo seperti terkurung –apakah dia
memang harus menyerah akan cita-citanya, karena ayah mertuanya memintanya untuk
berhenti menulis--- di sisi lain Ji hoo tidak bisa berkata tidak untuk menjaga
perasaan ayah mertuanya. Hubungan orang tua Se hi dan Se hi yang kurang
harmonis membuat Ji hoo jadi seperti kabel listrik yang menghubung diantara ketiganya, dan itu
membuat Ji hoo tidak nyaman.
Kisah cinta yang dibalut logika, begitulah kisah dalam drama ini.
Bagaimana
akhir kisah Se hi dan Ji hoo Tonton Dramanya!
Berikut
adalah quotes favorit saya:
1. Neokortex
Ketika Awal
pertemuan di Halte bus
Se hi :
dengan singkat kamu bilang usiamu 30
Itu adalah batas dari neokortex mu
Ji hoo : Ya?
Se hi : neocortex
terletak di bagian luar otakmu
Dan itu (neokortex) bertugas untuk membentuk konsep waktu seperti usia 20, atau 30. Tidak seperti
manusia Kucing tidak memiliki neocortex,
jadi mereka tidak akan stress atau bosan dan bahkan jika mereka dapat makanan
yang sama, barang-barang yang sama di kehidupan sehari-hari mereka. Kucing juga
tidak punya masa lalu atau masa depan, aku umur 20, aku umur 30, aku akan segera
berumur 40. Satu – satunya mahluk di
bumi ini yang mengunci dirinya dalam waktu adalah manusia, hanya manusia yang
menjadikan usia untuk membuat orang lain menghabiskan lebih banyak uang dan
menyeret emosi mereka. Itu lah yang manusia dapatkan dari hasil evolusi.
Se hi : kamu pikir apa alasan orang-orang menikah ?
Ji hoo : kamu tahu… Cinta, Ketertarikan, karena itulah
orang-orang menikah
Se hi : benar… itulah yang kebanyakan orang
pikirkan, tapi apa sekarang kamu butuh cinta, ketertarikan? Lebih Dari pada
tempat tinggal?
Ji hoo : mungkin tidak sekarang…. Tapi suatu hari
nanti aku akan membutuhkannya
Ji Hoo:
ketika aku memutuskan untuk menggapai mimpiku, aku pikir hidupku akan seperti
sedang berjalan di terowongan yang gelap, tetapi aku tidak menyangka itu akan
segelap ini, aku tidak tahu itu akan jadi se-sepi ini.
Ji Hoo : Aku terlahir sebagai bayi tahun
1988, aku lahir ketika dunia memperhatikan Korea, aku lahir ketika masa
kejayaannya Korea, memiliki Rumah dan Mobil adalah hal yang umum , aku
menghabiskan masa kecilku di keadaan yang berlimpah, ada perubahan ditengah-tengah
itu, sekolah dasar kini menjadi pendidikan dasar, tentu saja krisis juga
menghampiri kami, tetapi ada harapan, jika seseorang berusaha dengan gigih maka
dia bisa bangkit dengan kekuatannya, (tendang-tendang Piala dunia 2002), akan
jadi kenyataan. Bagaimanapun harapan itu kemudian hancur , bahkan untuk
bermimpi pun ada kelas-kelasnya. Kami bukan bayi 1988 lagi, tapi kami jadi generasi 880 dollar ( pemuda yang butuh 880
dollar untuk hidup sebulan). Hak suara dari orang usia 20 tahun tidak punya
kekuatan, dunia sudah tidak melirik Korea lagi, dalam dunia kompetisi, teman-temanku
menghempaskan diri mereka dalam lamaran kerja, diantara mereka, aku adalah
seorang siput yang berusaha menggapai mimpinya, aku mungkin agak lambat , tapi
aku terus percaya bahwa jika aku berusaha mimpi akan jadi nyata.
5. Putriku sama
seperti gadis lain.
Adegan ketika keluarga Se hi dan Ji hoo bertemu untuk membicarakan pernikahan merekaIbu Ji Hoo ingin putrinya menikah dengan resepsi pernikahan sama seperti gadis –gadis lainnya. Padahal sebelumnya Se hi dan Ji hoo bilang kalau mereka tidak akan mengadakan resepsi pernikahan.
Ayah ji hoo : bukankah anak kita ini pintar ? saya
sebenarnya agak sedikit sedih ketika mereka bilang tidak akan mengadakan
resepsi pernikahan, tapi dizaman sekarang ini semua orang merasakan resesi.
Ayah Se hi : ya , saya kira begitu…
Ibu Se hi : Aku bisa membayangkan dia ( Ji-hoo) yang
pintar jauh-jauh dari Namhae dan diterima di Universitas Seoul
Ibu Ji hoo : itu tidak benar, dia ( Ji hoo) sama saja
seperti gadis lainnya
Ibu Se hi : dia juga sangat sopan
Ibu Ji hoo : ya sama seperti semua orang
Ibu Se hi : tidak seperti anak-anak muda zaman
sekarang, dia sangat lugu dan baik
Ibu Ji hoo : itu tidak benar dia (Ji-hoo), sama saja seperti
semua orang, dia belum dewasa sama seperti orang lain seusianya, dia juga agak
sedikit egois, dia sama seperti anak muda lainnya, tidak ada bedanya dari
mereka
Ibu Ji hoo : karena aku sedikit mabuk hari ini, jadi
biarkan aku bicara yang aku inginkan, kami tidak mau menikahkan putri kami
dengan cara seperti itu(tanpa upacara pernikaha/Resepsi), aku ingin dia melakukan apa yang orang lain lakukan,
aku ingin mereka mengadakan resepsi pernikahan sama seperti orang lain.
Ibu Ji hoo : Aku Ibunya Ji hoo, aku tidak tahu harus
memanggilmu apa… kita baru bertemu beberapa kali, aku minta maaf atas sikap ku
saat pertemuan keluarga, dia adalah putri pertamaku kau tau, kadang dia seperti
bapaknya, dan kadang dia juga jadi temanku, dia takut kepada bapaknya, dan juga
dia harus banyak mengalah karena adik laki-lakinya, karena dia bertemu dengan
seseorang sepertiku sebagai Ibunya, dia
sudah melewati banyak kesulitan, syukurnya tidak sepertiku dia sangat pandai,
aku sangat lega karena dia tidak akan hidup sepertiku, aku kira menjadi pintar
tidak ada apa-apanya, zaman sekarang jika kau tidak punya keluarga yang
kaya, Se hii ada dua permohonan dari ku,
Jika suatu hari nanti Ji hoo ingin bekerja menulis naskah lagi bisakah kau
mengizinkannya untuk melakukan itu? Aku yang akan mengerjakan pekerjaan rumah
jika itu bisa membantu, jadi jika Ji hoo di masa depan ingin menulis lagi,
tolong jangan biarkan dia menyerah akan mimpinya.
Ji hoo : Sudah lama sejak aku mendengar kata “ Kita”,
atau “Kami”. --Rumah kami, lingkungan tetangga kami--, sekarang ini sangat
jarang mendengar kata-kata seperti itu,
sudah cukup lama sejak aku merasa bahwa aku berarti bagi seseorang, karena
itulah aku melampaui batas, aku salah mengartikan bahwa kamu dan aku adalah
satu. Jadi karena itu mulai sekarang jangan dengan mudah mengatakan kata-kata
kita atau kami, karena mungkin nanti aku salah paham lagi.
1. Mengerti orang
lain
Se hi : Ayo pulang, ke rumah kita
Ji hoo : kita tidak bisa mengerti orang lain, jika
kita tidak mencoba. Meskipun dunia seperti ini tapi, tetap cinta masih ada
9. alasan
mengapa Ho rang ingin menikah
Ho rang : pada akhirnya wanita akan melahirkan,
jadi lebih baik menikah saat masih muda, saat kita masih kuat dan sehat.
Ji ho kamu
tahu kan ketika aku muda aku tidak pernah pakai baju warna hitam, tapi sekarang
aku hanya milih baju-baju yang tidak mencolok. Aku ingin jadi seperti orang lain - yang
tidak mencolok. Itulah mimpiku bagiku dengan menikah itu membuktikan aku
baik-baik saja dan aku punya nilai sebagai seorang wanita, pernikahan itu
seperti baju berwarna hitam.
Ji ho : Ho rang adalah gadis yang cantik
menggunakan baju merah. Sejak kapan kita merasa malu karena memakai warna baju
yang berbeda? Hal lain yang lebih pahit adalah bahwa aku juga bahagia memakai
baju warna hitam, terasa nyaman, sangat nyaman karena berarti bagi seseorang
10. Nasihat
Se hi untuk Won suk
Se hi : Sebenarnya aku dan Ji hoo
menikah bukan karena cinta, hanya saja kami memiliki hobby yang sama, karena itulah kita memutuskan untuk
menikah, karena kita tidak merasa – tidak nyaman satu sama lain.
Won suk : tapi apa setelahnya mulai tumbuh
perasaan?
Se hi : ya, melalui pernikahan ini aku menyadari bahwa
hatiku memberiku ruang untuk dapat menemukan diriku berada dalam ketenangan.
Won suk : jadi cinta dan pernikahan adalah hal
yang berbeda?
Se hi : maksudku bukan seperti itu,
maksudku kalian harus lebis jujur satu sama lain. Sejatinya manusia adalah
makhluk yang egois dan pernikahan adalah salah satu sistem dimana hasrat keegoisan
mereka muncul dengan jelas.
Won suk : Hasrat? Se hi … aku tidak punya hasrat
seperti itu, aku hanya suka melihat Ho rang tersenyum, aku ingin melihatnya
bahagia, dan diatas segalanya aku tidak bisa hidup tanpanya. Kami tahu itu
semua, jadi kami tidak perlu lebih jujur lagi.
Se hi : “Aku” senang melihatmu
tersenyum, “aku” ingin melihatmu bahagia, “aku” tidak bisa hidup tanpamu. Semua
yang baru saja kamu katakan berawal dengan “kamu” sebagai subjeknya, kalimatmu
tidak diawali dengan nama orang lain
Obrolan di
Pantai
Ji hoo :hanya karena …. Kamu hidup
kemarin, bukan berarti kamu tahu segalanya ttentang hari ini
saat aku
usia 20 an aku sangat sibuk, jadi aku belum melakukan banyak hak, aku juga
tidak tahu banyak hal.
Se hi : ada puisi yang aku suka saat
aku usia 20 an, kira-kira seperti ini :
“Bertemu seseorang dalam
hidup adalah ketika keseluruhan hidup orang itu datang, hati itu rapuh,
karenanya mungkin itu pernah hancur, hati itu juga datang”
Ketika aku masih suka
dengan puisi itu, aku tidak tahu artinya apa, tapi ketika aku menemukan
artinya, aku sudah tidak suka puisi itu lagi.ada banyak hal yang kamu tidak
dapat lakukan ketika sebetulnya kamu tahu tentang hal-hal itu. Jadi aku iri
sama kamu Ji hoo, kamu mungkin tidak tahu banyak hal tapi itu hal yang bagus,
jadi jangan terlalu khawatir
Ho rang
bertemu Cowok baru (temannya Sang gu yang siap menikah)
Ho rang : aku pacaran dengan laki-laki ini selama
7 tahun, aku baru saja putus dengannya, ketika kemarin kau mengantarku pulang,
itu adalah hari dimana aku pindah dari rumah dimana aku hidup bersamanya
Cowok Baru :
oh begitu… tunggu , Kenapa barang bawaanmu saat pindah sedikit sekali ? (sambil
tertawa)
Ho rang : ya? (kaget)
Cowok Baru :
well, tidak peduli seberapa lama dua orang hidup bersama, mereka tidak punya
banyak barang untuk dibuang saat mereka putus.
Daun yang kering
Se hi : aku pikir aku bisa bertemu
dengan nya lagi (Jung Min-Cinta pertama ku), mungkin sekali seumur hidupku, aku bahkan berpikir
kata-kata apa yang harus aku ucapkan saat bertemu dengan nya “bagaimana
kabarmu?” “sudah lama tidak berjumpa” tapi segera sesudah aku bertemu denganmu,
aku sadar bahwa aku mengkhawatirkan orang lain, sejak kapan itu dimulai? Aku pikir
satu-satunya hal yang tersisa di hidupku adalah daun-daun musim gugur yang
benar-benar kering, aku pikir sisa hidupku adalah waktu dimana aku akan
menghabiskannya sendirian, menunggu daun-daun itu gugur, aku tidak mau
melakukan apapun yang bisa memutuskan kehidupan orang lain, aku pikir aku tidak
akan membuat orang lain menangis lagi.
14. Perasaan
kita
Ji hoo : jadi jika pernikahan kita adalah sebuah
sistem yang menyakiti hati kita aku pikir aku tidak akan mau menikah dengan mu
lagi. Bagaimana menurut mu Se hi?
Se hi : aku tidak pernah mau jauh dari kamu, aku
ingin menjadi wali mu yang legal, jadi aku bisa selalu berada disisimu apapun
yang terjadi, tetapi aku sangat setuju pernikahan bisa merubah cara kita
mencintai, aku tidak ingin perasaan kita tersakiti hanya karena tradisi
keluarga dan peaturan – peraturan yang orangtua kita buat.
Komentar
Posting Komentar