Langsung ke konten utama

Ujian Nasional

Jadi terlintas banyak hal ketika aku melihat foto ini
Ini adalah ekspresi natural, karena sang objek tidak sadar kalau dirinya sedang di foto, ada yang berekspresi datar, cemberut, dan tersenyum.

Well hari ini adalah hari pengumuman kelulusan ujian nasional tingkat sekolah menengah atas, ada yang cemas tidak lulus, ada yang user name dan pasword nya tidak falid, mereka cemas, ada yang senang nya bukan main setelah tahu dirinya lulus , sampai sampai cukur rambut segala. Kasihan mereka, walau sudah lulus ujian nasinal pun itu tidak menjamin apakah nantinya mereka bisa mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah, atau bisa punya cukup uang untuk kuliah.

Terlintas juga dipikiranku, bukankah setidaknya pendidikan bisa membuat kita bisa bertahan hidup, setidaknya sekolah bisa mengajarkan kepada peserta didik hal-hal mendasar tentang kehidupan, bukan sekedar teori saja, peserta didik disuruh menghafal dan menghafal, mereka mempelajari materi pelajaran yang akan muncul diujian nasional kemudian menjawab soal ujian dengan apa yang sudah mereka hafal.
Membosankan, masa siswa disuruh menghafal jarak matahasi ke bumi, atau menghapal pelajaran sejarah kapan perang dunia pertama , tanggal berapa soekarno di culik ke rengas dengklok dan sebagainya.

Bukannya tidak penting untuk menghapal materi pelajaran, tapi bukankah pemahaman lebih penting, mengetahui jarak matahai ke bumi dan hukum-hukum fisika lainnya mungkin penting, tapi hanya bagi segelintir siswa saja yang memang mereka tertarik untuk mendalami fisika yang ingin menjadi peneliti, tapi bagaimana dengan siswa lain yang tidak terlalu tertarik dalam bidang ini , tidakkah akan lebih bermanfaat dan efisien bagi siswa jika mereka mengetahui bagaimana cara pemanfaatan cahanya matahari dalam kehidupan sehari-hari atau menjelaskan mafaat dari tumbuh-tumbuhan untuk obat dan bumbu-bumbu makanan yang mana manfaatnya akan bisa langsung dirasakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tapi sistem pendidikan yang ada saat ini masih menuntut kita untuk menghapal, tanpa memikirkan kalau siswa hanyalah manusia biasa yang bisa kapan saja lupa, akibatnya guru pun ketakutan, takut siswanya tidak lulus ujian nasional, karena siswanya lupa hapalan,,,hahaha akhirnya terjadilah kecurangan-kecurangan mulai dari pembocoran soal, nyotek masal, pemberian kunci jawaban dst, kalau ada pejabat yang bilang "ujian nasional tidak mungkin bocor, dan tidak mungkin kunci jawabanya bisa beredar, karena pengawalannya begitu ketat dilakukan oleh polisi" maka menurutku itu hanya omong kosong saja, kenyataanya di lapangan soal dan kunci jawaban ujian nasional  dengan mudahnya bocor, apa yang tidak bisa di beli di negeri yang sarat akan korupsi ini.

Ujian nasional hanyalah salah satu ujian yang harus dihadapi siswa, dalam hidup ini masih ada ujian-ujian lainnya , bahkan mungkin akan ada ujian yang lebih sulit, seharusnya siswa diajarkan unuk tidak takut gagal, toh tokoh-tokoh besar seperti thomas alfa edison , einstein, gates, jobs dll pun pernah gagal, tapi justru karena kegagalan itulah mereka bisa bangkit dan sukses.
Pradigma yang ada sekrang adalah melihat kegagalan sebagai keterpurukan atau bahkan sebagai jalan buntu dan menjadi akhir dalam kehidupan, padahal kalau kita melihat kegagalan sebagai salah satu pelajaran, maka kita akan bisa mendapatkan pelajaran yang baik pula.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Her Granddaughter

Her granddaughter (Otoko no Isshou = A man’s life) Her granddaughter adalah Film Jepang  yang diangkat dari manga dengan judul Otoko no isshou ( A man’s life) , film romance yang menampilkan perbedaan usia yang jauh ( 20 tahun lebih) antar kedua tokoh utamanya. Tsugumi wanita usia 30 yang setelah putus dari pacarnya yang ternyata sudah berkeluarga memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di Tokyo, dan memilih untuk menenangkan diri di rumah neneknya (Towa) di pedesaan, tapi kemudian sang nenek meninggal dunia. Sehari setelah pemakaman sang nenek muncullah seorang laki-laki dengan rambutnya yang memutih usia 50 an dirumah Towa, laki-laki itu memperkenalkan dirinya sebagai Jun Kaeda, professor filosofi di Universitas kadoshima, dia berkata kalau dia pernah menjadi muridnya Towa dulu, Jun juga berkata kalau dirinya pindah ke ruangan kosong di sebelah kompleks rumah Towa, dan dia sudah mendapat izin dari almarhum Towa untuk kapan saja tinggal di ruangan

Buku Quiet "Daya Introvert di dalam Dunia yang tidak bisa berhenti bicara" Oleh Susan Chain

Dalam buku setebal 410 halaman (versi Bahasa Indonesia) Berjudul Quiet "Daya introvert di Dunia yang tidak bisa berhenti bicara" Susan Chain mengupas tuntas memngenai Introversi. Introversi sebagai sebagai tipe kepribadian Introversi merupakan salah satu tipe kepribadian dan bukanlah hal yang aneh,  tetapi didalam kehidupan sosial yang dimana masyarakatnya dominan Ekstrovert, Introversi sering kali disalah pahami sebagai kegagalan dalam berinteraksi sosial, keanehan, bahkan penyakit, banyak orang (Ekstrovert) menganggap Introversi sebagai "suatu hal" yang harus diperbaiki. Introversi dengan sifat-sifat naruliahnya yang pendiam, suka menyendiri, dan jarang bicara dianggap tidak cocok dengan keadaan masyarakat kita yang Berisik. Menurut Carl Jung Seorang Introvert ditarik kedalam pemikiran dan perasaan, introvert fokus pada makna yang mereka buat dari kejadian disekeliling mereka, mereka mengisi baterei (energi) mereka dengan menyendiri. Seorang introvert men

Tidak Ada Batas Waktu

Untuk sesuatu yang berharga, tidak ada kata terlambat untuk menggapainya.  Atau dalam kasusmu terlalu dini untuk menjadi seseorang yang kamu inginkan.  Gak ada batas waktu, kamu bisa berhenti  ketika merasa lelah. Kamu bisa bisa berubah atau tetap seperti ini.  Gak ada peraturan khusus kok.  Kamu bisa menggapai yang terbaik atau yang terburuk.  Dan aku berharap kamu menemukan hal yang membangkitkanmu.  Aku berharap kamu merasakan hal yang berlum pernah kamu rasakan sebelumnya. Aku berharap kamu bertemu dengan orang yang punya cara pandang berbeda.  Aku berharap semoga kamu menjalani hidup yang  (mana)  kamu bisa banggakan Jika kamu merasa  (Hidupmu yang sekarang ini )  tidak  (seperti itu) Maka aku berharap kamu punya kekuatan untuk mecoba lagi...